THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

SIMBOL dan ARSITEKTUR

Arsitektur sekarang ini memiliki kegunaan atau utility sebagai :
  • Karya seni
  • Simbol politik & budaya.
Sedangkan dalam macamnya ada yang disebut arsitektur mikro (Sebuah bangunan, Department store atau gedung), sedangkan ada juga yang disebut arsitektur makro yaitu yang meliputi suatu wilayah yang lebih luas cakupannya.


Yang dimaksud dengan arsitektur sebagai simbol politik atau kekuasaan yaitu : Bangunan atau perabotan yang dapat mencerminkan betapa berkuasanya rezim tersebut. 

Hampir disetiap bangunan yang mencerminkan kemegahan politiknya, dibuat berdasarkan garis poros atau as sejajar, seperti Kraton Djojakarta yang yang titik poros keatas nya mengarah ke gunung dan ke selatan ke pantai selatan. dan juga Forbidden city yang harus dilihat secara diagonal untuk mengerti maksud yang terkandung dari arsitekturnya yaitu mengarah ke Tuhan Yang Maha Esa. contoh lain istana Versatilles yang merupakan pusat kerajaan baru yang dibangun oleh raja Louis XIV.

Tidak hanya berupa bangunan, namun arsitektur yang menunjukan kekuasaan dapat
juga berupa gate atau gerbang. Seperti Arc De triumph di France. yang Gedung-gedungini biasanya dilestarikan oleh pemerintah sebagai tanda kenang-kenangan dari masa 
lampau (di Jakarta seperti Kota Tua).

Arsitektur Kota Tua Jakarta
Kapita Selekta

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


History


Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.


Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar SumateraJawa, dan Semenanjung Malaya. Laporan Portugis, misalnya oleh Tome Pires, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatera dan Jawa. Magellan dilaporkan memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini. Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang.

Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.

Penyempurnaan ejaan

Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:


Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.


Ejaan Republik

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.


Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.


Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
Perubahan:
Indonesia(pra-1972)Malaysia(pra-1972)Sejak 1972
tjchc
djjj
chkhkh
njnyny
sjshsy
jyy
oe*uu

Pelengkap untuk menulis :
  • kamus
  • tata bahasa baku
  • pedoman ejaan dan pembentukan istilah

Kapita Selekta

JURNALISME INVESTIGASI

JURNALISME investigasi. Apa relevansi dan kegunaannya bagi masyarakat? Apa perlunya bagi para wartawan kita? Sejak tahun 2000-an istilah jurnalisme investigasi sebenarnya mulai populer di Indonesia. Banyak media atau wartawan menyatakan diri melakukan investigasi. Namun, istilah tersebut telah banyak digunakan secara salah kaprah untuk hal-hal yang sifatnya privat dan mestinya tidak perlu masuk ke ruang publik.

Seorang wartawan yang menelusuri/mencari informasi tentang latar belakang kehidupan seseorang misalnya, merasa telah melakukan investigasi. Begitu juga program-program investigasi di TV, lebih banyak diisi berita yang tak jauh berbeda dari infotainmen. Investigasi yang ditampilkan di TV cenderung menampilkan kehidupan pribadi para selebriti yang penayangannya tidak memiliki dampak bagi perubahan atau perbaikan kehidupan publik.


Akibat dari salah kaprah tersebut, istilah investigasi dalam dunia jurnalisme mengalami degradasi nilai. Padahal, pada tahun 1970-an istilah tersebut memiliki makna yang sangat terhormat. Saat itu, dua wartawan muda Washington Post, Bob Woodward & Carl Bernstein, berkat laporan investigasinya berhasil mengungkap skandal Watergate yang berakhir dengan mundurnya presiden AS saat itu, Richard Nixon.

Pada dasarnya setiap wartawan yang memiliki komitmen untuk menjalankan profesinya dengan baik akan otomatis melakukan kegiatan investigasi. Ini karena tugas wartawan pada dasarnya untuk mengungkap dan menyatakan kebenaran kepada publik, hingga pada gilirannya akan diperoleh keadilan.

Dalam buku "Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran" karya pemenang penghargaan Pulitzer kategori Reporting Investigative, William Gaines, dinyatakan bahwa wartawan yang memiliki dedikasi akan melakukan pekerjaannya karena dia percaya pentingnya pekerjaan tersebut.

Dalam melakukan kegiatan investigasi, idealnya wartawan bekerja secara tim. Kegiatan ini selain membutuhkan waktu lebih lama, stamina tinggi, juga biaya yang tidak kecil.

Praktik dalam pelaksanaan Jurnalisme Investigasi :
Pada dasarnya belajar mengubah sikap :
  • Selalu berpikir besar
  • Gigih menggali berita
  • Tidak mudah menyerah pada hambatan (waktu, dokumen, data, ancaman)
  • Mengembangkan hubungan dengan narasumber.

Dari perencanaan hingga penulisan :
  1. Siapkan usulan dan bahas topik
  2. Jika diperlukan buka tim khusus
  3. Buat outline sementara penulisan dan susun penugasan reportase
  4. Melakukan riset
  5. Reportase dan wawancara narasumber
  6. Check and Re-check semua data dan informasi
  7. Konfirmasi utuh dari pihak tertuduh
  8. penulisan.
Referensi buku untuk INVESTIGASI

Kapita Selekta, Dosen : Nezar Patria

MEDIA dan WANITA

Konstruksi ideologi gender dalam ruang publik Orde Baru 


MediaKata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Wanita, Mungkin dahulu orang-orang berfikir tugas mereka hanyalah menjadi pembantu para lelaki dan sebagai pemroduksi keturunan. Banyak yang mengira wanita memperoleh pengakuan kesederajatan dengan lelaki baru-baru ini, Tapi sebenarnya sejak jaman dahulu pun wanita sudah ada yang pernah mengambil peran penting dalam ruang lingkup lelaki seperti peperangan, sebut saja Joan of Arc, Hua Mulan, dan para wanita ahli spionase perang dunia I dan II seperti Matahari, Violette Szabo dari dalam negeri sendiri ada Cut Nyak Dien, R.A. Kartini, dan Christina Martha Tiahahu yang tewas terjun kedalam medan perang demi membela bangsanya. Bahkan Amelia Earthart seorang pilot wanita di tahun 1930an telah mengelilingi dunia dengan pesawat yang ia kendarai sendiri.

Jeanne d' Arc atau Joan of Arc

Anggapan orang-orang :

Wanita itu sensitif,
Wanita itu lemah,
Wanita itu bawel.

Mari menelaah, adakah
Pria yang sensitif?
Pria yang lemah?
Pria yang bawel?

Sifat-sifat tersebut bukan hanya milik wanita, tapi pria juga memilikinya.

Sekarang, berarti kesempatan bagi Wanita untuk berada dalam media sama besarnya dengan kesempatan para lelaki, wanita juga memerlukan media untuk saling berbagi informasi, berpendapat. Media untuk menciptakan keharmonisan yang berguna bagi semua orang, media membutuhkan wanita. Hubungan timbal balik ini akan memaksimalkan fungsi media semaksimalnya.


Pengaruh peran wanita terhadap media saat kini :

www.wimnonline.org






Media Analisis, Pendidikan & Advokasi

Wanita Dalam Media & Berita, analisis media, pendidikan dan kelompok advokasi, karya-karya besar untuk meningkatkan kehadiran perempuan dan kekuasaan dalam debat publik. Teman-POWER WIMN Sumber Proyek menyediakan wartawan dengan jaringan beragam ahli perempuan. 


Kapita Selekta

SEMIOTIK




Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika.

Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya.

Awal mulanya konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure melalui dikotomi sistem tanda, signified dan signifier atau signifie dan significant yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentia antara ‘yang ditandai’ (signified) dan ‘yang menandai’ (signifier). 

Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca.

Ferdinand de Saussure




Roland Barthes pun merupakan pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. 
Semiotik, atau dalam istilah Barthes semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). 

Roland Barthes

Charles Sanders Peirce
Berbeda dengan para ahli yang sudah dikemukakan di atas, Charles Sanders Peirce, seorang filsuf berkebangsaan Amerika, mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik.
Bagi Peirce, sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut ground. 
Peirce membedakan tiga konsep dasar semiotik, yaitu: sintaksis semiotiksemantik semiotik, dan pragmatik semiotik.

Kapita Selekta, Dosen : Kurniawan Setiawan